Menu

Mode Gelap
Semangat “Greget Rumaket Sinudarsana” Warnai Pembekalan dan Penjurian Dimas Diajeng Jogja 2025 Yoga dan Meditasi “Harmoni Alam dan Jiwa” di Candi Ijo: Menyatu dengan Spiritualitas, Alam, dan Budaya Saat Asma’ul Husna Menyapa Jiwa: Transformasi Spiritual di Golden Shift Masterclass Yogyakarta Seminar GSM: Membuka Cahaya Transformasi Diri Lahir Batin Menuju Hidup Penuh Kedamaian Merdeka Cup 2025: Pacuan Kuda Berpanorama Samudera Hindia, Pesona Sport Tourism Pangandaran Borobudur Menggeliat: Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Jadi Energi Baru

Headline

✨ Tenun Sekomandi: Warisan 500 Tahun yang Jadi Simbol Wellness Budaya Sulawesi Barat

badge-check


					Tenun Sekomandi, warisan 500 tahun dari Kalumpang, Mamuju, menjadi simbol wellness budaya Sulawesi Barat. Kain penuh makna spiritual ini kini jadi daya tarik wisata berkelanjutan. Foto: Dok Kemenpar Perbesar

Tenun Sekomandi, warisan 500 tahun dari Kalumpang, Mamuju, menjadi simbol wellness budaya Sulawesi Barat. Kain penuh makna spiritual ini kini jadi daya tarik wisata berkelanjutan. Foto: Dok Kemenpar

wellnessantara.com, Mamuju – Di Kalumpang, Mamuju, tersimpan sebuah mahakarya budaya yang sarat spiritualitas: Tenun Sekomandi. Warisan leluhur yang telah berusia lebih dari 500 tahun ini bukan sekadar kain, melainkan cerminan kearifan lokal yang menyatu dengan kehidupan masyarakat dan menjadi daya tarik wisata budaya Sulawesi Barat.

Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, dalam kunjungannya ke Rumah Tenun Sekomandi, mengapresiasi upaya para penerus yang masih menjaga tradisi menenun dengan alat gedogan. Ia menekankan bahwa melestarikan budaya adalah fondasi membangun pariwisata yang berkelanjutan.

Proses pembuatan Tenun Sekomandi sarat makna. Dimulai dari memintal kapas (ma’kare’), memberi warna alami dari akar, daun, kulit kayu hingga cabai (mangrara), mengikat benang sesuai motif (ma’bida), hingga akhirnya ditenun dengan ketelitian tinggi (ma’tannun). Setiap lembar kain bisa memakan waktu hingga tiga bulan, menghasilkan keindahan yang penuh spiritualitas dan kesabaran.

Foto: Dok Kemenpar

Motif pertamanya, Ulu Karua atau Ba’ba Deata, merepresentasikan kekuatan leluhur dan kesatuan keluarga. Tak heran jika tenun ini dipercaya sebagai salah satu yang tertua di dunia, bahkan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada 2016.

Bagi masyarakat Kalumpang, Tenun Sekomandi bukan hanya identitas, tetapi juga sumber energi positif, pengikat spiritual, sekaligus peluang ekonomi kreatif. Aroma khas rempah dari pewarna alaminya menambah pengalaman sensorial yang unik, memperkuat nuansa wellness budaya Nusantara.

Kementerian Pariwisata pun menjadikan pengembangan desa wisata berbasis komunitas sebagai program unggulan, termasuk untuk mendukung keberlanjutan tenun ini. Dengan demikian, masyarakat bisa memperoleh manfaat ekonomi, sekaligus menjaga warisan budaya dan lingkungan secara harmonis.

Tenun Sekomandi adalah lebih dari sekadar kain. Ia adalah doa, sejarah, dan vibrasi leluhur yang hidup kembali dalam setiap helainya (MD)

Baca Lainnya

Sarong Fashion Hack Menyulam Tradisi Merajut Identitas Generasi Muda di JIBB 2025

3 Oktober 2025 - 23:42 WIB

Hari Batik Loman Park Hotel Hardirkan Nuansa Wellness dan Edukasi Membatik Langasung

3 Oktober 2025 - 08:20 WIB

Karya Borobudur Silver Tokoh Arjuna Ksatria Lembut Yang Menjadi Cermin Kehidupan

30 September 2025 - 15:22 WIB

Finalis Dimas Diajeng Jogja 2025 Hadirkan Energi Segar Untuk Pariwisata Berkelanjutan

24 September 2025 - 11:38 WIB

Yoga dan Meditasi “Harmoni Alam dan Jiwa” di Candi Ijo: Menyatu dengan Spiritualitas, Alam, dan Budaya

22 September 2025 - 21:24 WIB

Trending di Life Style & Fashion