Wellnessantara, Jakarta – Libur selalu membawa harapan, sejenak menjauh dari kesibukan dan kembali menyatu dengan hal-hal yang memberi rasa. Kajian terbaru dari Kementerian Pariwisata mengingatkan kita bahwa momentum libur nasional menyimpan makna lebih dari jalan-jalan; ia adalah sarana memperkuat kebersamaan, merawat keseimbangan hidup, dan menyuntikkan energi bagi ekosistem pariwisata lokal.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini Mohamad Paham, memetakan bahwa momen seperti Tahun Baru, Imlek, Lebaran, hingga libur sekolah menjadi pendorong kuat mobilitas wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara Majalah Bandarakemenpar.go.id.

Data BPS 2024 mencatat 1,02 miliar perjalanan wisatawan nusantara, naik signifikan dibandingkan 839,7 juta di 2023 Majalah Bandarakemenpar.go.id. Lonjakan ini bukan hanya permintaan destinasi, tapi juga cermin kebutuhan masyarakat akan kualitas hidup yang seimbang.
Dampaknya nyata: sektor perhotelan, kuliner, transportasi, dan UMKM lokal tumbuh. Di sisi sosial, survei Kemenpar di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Barat menunjukkan kenaikan okupansi hotel hingga 60 %, lonjakan kunjungan destinasi sampai 73,1 %, pendapatan destinasi naik 80,7 %, dan kepuasan wisatawan mencapai 99,3 % Majalah Bandarakemenpar.go.id.
Ini bukan sekadar angka, tapi tanda bahwa liburan adalah vitamin sosial yang menyuburkan relasi keluarga dan kebahagiaan kolektif.

Foto: Dok Kemenpar
Namun, seperti tubuh yang bisa stres jika pengalaman terlalu intens tanpa jeda, pariwisata juga menghadapi tantangan serius. Lonjakan kunjungan yang tidak dikelola bisa mengakibatkan kemacetan, kurangnya fasilitas umum, dan penurunan kebersihan lingkungan.
Maka kolaborasi lintas sektor, promosi berbasis kalender libur, manajemen kapasitas tujuan wisata, serta peningkatan layanan—bukan pilihan, tapi keharusan Majalah Bandarakemenpar.go.id.
Bila dipandang melalui kacamata wellness, libur nasional adalah “hari sehat” bagi bangsa. Bukan hanya penggerak ekonomi, tapi juga pemulih jiwa, menautkan kembali keluarga, budaya, dan tanah air. Bila dikelola dengan penuh kasih dan visi, liburan bisa menjadi bagian dari perjalanan holistik menuju keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Libur nasional adalah napas kolektif bangsa, jeda yang memulihkan, ruang yang menyatukan, sekaligus momen memperkuat vitalitas pariwisata Nusantara. (MD)