Di tengah geliat industri mode yang kian mengarah pada keberlanjutan (sustainability), desainer Lanny Amborowati menghadirkan sebuah koleksi yang tidak hanya menawan secara visual, tetapi juga sarat makna budaya dan filosofi kehidupan. Dalam karya terbarunya, Lanny mengangkat kebaya sebagai titik pusat inspirasi, sebuah simbol warisan budaya Jawa yang hidup dan terus berevolusi lintas zaman.Kamis:28/08/2025

Kebaya: Lebih dari Sekadar Warisan, Ia adalah Jiwa
Bagi Lanny, kebaya bukan sekadar pakaian adat. Ia adalah penyambung jiwa antar generasi. Dari lingkungan keraton bangsawan Jawa, kebaya telah menembus batas-batas sosial dan budaya, menyatu dalam kehidupan masyarakat luas. Bahkan, di era penjajahan Belanda, kebaya bertransformasi menjadi Kebaya Noni, dan kemudian turut menyerap nuansa Tionghoa lewat Kebaya Encim. Kekayaan ini menjadikan kebaya sebagai busana lintas budaya yang tidak hanya menjadi milik Jawa, tetapi milik seluruh Nusantara.
“Kebaya adalah rasa… bukan hanya benda,” ujar Lanny. Sebuah pernyataan yang menggambarkan filosofi mendalam di balik setiap helai kain yang ia olah.
Menyelaraskan Tradisi dengan Masa Depan
Koleksi terbaru Lanny mengambil inspirasi dari tema Trend Forecast 2025–2026: Quiet Artistry dengan subtema Future Essentials. Di sini, kebaya tampil dalam pendekatan kontemporer yang mengedepankan nilai-nilai keberlanjutan: upcycling, reuse, dan recycle. Bahan-bahan lama diberi kehidupan baru dengan pendekatan desain yang cermat, tanpa mengorbankan estetika dan nilai tradisi.
Penggunaan material seperti katun, linen, dan batik cap tidak hanya menghadirkan kenyamanan dan keindahan, tetapi juga mempertegas komitmen pada material ramah lingkungan. Pilihan warna seperti hijau pastel, biru pastel, broken white, dan warna-warna natural memperkuat kesan lembut dan organik yang sejalan dengan tema besar Quiet Artistry.Papar:Lanny
Kebaya dalam Wujud Modern
Secara visual, Lanny menampilkan look kebaya dengan siluet A dan I yang memberi kesan elegan sekaligus dinamis. Detil aplikasi seperti smoke, corsage, dan unfinished edges menjadi aksen menarik yang membangun dimensi artistik dan menunjukkan keberanian dalam eksplorasi bentuk.
Motif-motif yang dipilih—Parijoto, Salak, dan Lele—menambah kedekatan emosional dengan kekayaan hayati dan budaya lokal. Ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga pengingat akan akar identitas yang perlu terus dirawat.Jelas:Lanny
Wellness dalam Desain: Menemukan Keseimbangan
Karya Lanny Amborowati ini mencerminkan semangat wellness yang tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan jiwa dan keterhubungan manusia dengan lingkungannya. Lewat pendekatan desain yang mengedepankan keberlanjutan, pelestarian budaya, dan keindahan yang tenang, Lanny menghadirkan kebaya sebagai medium refleksi dan kesadaran diri di tengah dunia yang serba cepat.Tutup:Lanny(Tyo)