wellnessantara.com, Mamuju – Desa Tommo di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, tengah bersiap melangkah lebih jauh menuju status desa wisata andalan. Kunjungan Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, membawa angin segar sekaligus menyalakan optimisme masyarakat bahwa potensi budaya dan spiritual desa ini dapat diolah menjadi daya tarik wisata berkelanjutan.
Masyarakat Desa Tommo menyampaikan aspirasi tentang kebutuhan fasilitas, pelatihan sumber daya manusia, hingga dukungan kelembagaan. Semua itu disambut positif oleh Wamenpar yang menekankan pentingnya gotong royong antara masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat agar pengembangan desa wisata berjalan harmonis.


Foto: Dok Kemenpar
Desa Tommo sendiri memiliki identitas unik. Berawal dari transmigrasi masyarakat Bali pada 1983, desa ini kini dihuni beragam etnis seperti Bugis, Mandar, Jawa, Sunda, hingga Toraja. Perpaduan tersebut menghadirkan harmoni sosial sekaligus memperkaya khazanah budaya lokal.
Dua tradisi utama menjadi pesona desa: parade Ogoh-ogoh menjelang Nyepi dan Ngaben massal tiga tahunan. Kedua ritual ini telah menarik banyak pengunjung dan berpotensi dikemas menjadi paket wisata spiritual dan budaya yang khas. “Tak perlu jauh ke Bali, cukup ke Tommo untuk merasakan khidmatnya Ngaben,” ujar Wamenpar memberi dorongan penuh.
Selain budaya, Desa Tommo juga memiliki kekuatan pada sektor perkebunan jagung dan potensi koperasi desa. Program ini sejalan dengan Koperasi Merah Putih yang digagas pemerintah sebagai sarana penguatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, serta pelestarian budaya dan lingkungan.
Dengan dukungan pemerintah daerah, Desa Tommo diyakini mampu menjadi ikon baru pariwisata Mamuju yang tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga menyebarkan energi wellness, harmoni, dan keberlanjutan.(MD)